Secara umum, Perilaku menyimpang adalah semua
tindakan yang menyimpang dari norma-norma yang berlaku di suatu sistem sosial
dan menimbulkan usaha dari pihak berwenang dalam sistem itu untuk memperbaiki
perilaku menyimpang tersebut. Berikut merupakan contoh-contoh dari perilaku
menyimpang:
1. Penyalahgunaan Narkoba
Penyalahgunaan
narkoba adalah penggunaan narkoba yang dilakukan tidak untuk maksud pengobatan,
tetapi karena ingin menikmati pengaruhnya, dalam jumlah berlebih yang secara
kurang teratur, dan berlangsung cukup lama, sehingga menyebabkan gangguan
kesehatan fisik, mental, dan kehidupan sosialnya.
ü
Penyebab
penyalahgunaan narkoba adalah sebagai berikut:
1.
Ajakan,
bujukan dan iming-iming teman atau anggota kelompok sebaya.
2.
Cenderung
memiliki gangguan jiwa seperti kecemasan, obsesi (memikirkan sesuatu secara
berulang-ulang), apatis, menarik diri dalam pergaulan, depresi, kurang mampu
menghadapi stres, atau hiperaktif.
3.
Suka
berpetualang, mencari sensasi, melakukan hal-hal yang mengandung resiko bahaya
yang berlebihan.
4.
Ketidaktahuan
akan bahaya narkoba atau tidak memikirkan akan bahaya narkoba.
5.
Orang
tua acuh dan tidak mengadakan pengawasan terhadap anaknya
6.
Tidak
ada perhatian, kehangatan, kasih sayang dalam keluarga.
ü Cara-cara yang dapat dilakukan untuk
mencegah penyalahgunaan narkoba yaitu sebagai berikut:
1.
Meningatkan
dan menyadarkan para remaja akan ancaman bahaya penyalahgunaan dan pengedaran
gelap narkoba terhadap diri dan keluarganya.
2.
Mendorong
para remaja untuk berprakarsa dan berperan dalam perang melawan penyalahgunaan
dan pengedaran gelap narkoba, guna menyelamatkan generasinya dan generasi yang
akan datang.
3.
Setiap
orang mempunyai kekurangan dan kelebihan masing-masing. Temu kenali kekuatan
atau potensi kamu dan kembangkan untuk perbuatan yang bermanfaat. Temu kenali
pula kekurangan dan kelemahan dirimu agar dapat mengatasinya. Jangan
sekali-kali mencoba menutupi kekurangan dirimu dengan melarikan diri kepada
penyalahgunaan narkoba.
4.
Setiap
orang mempunyai masalah. Masalah adalah bagian dari kenyataan hidup. Hadapi dan
atasi masalah. Jangan melarikan diri dari masalah, apalagi melarikan diri
kepada penyalahgunaan narkoba. Menghadapi dan mengatasi masalah akan membuat
dirimu dewasa dan piawai dalam menjalani tugas hidup. Asah dan tingkatkan kemampuan
dirimu memecahkan masalah.
5.
Pengenalan
diri juga merupakan awal untuk membangun serta memperkuat kepercayaan diri.
Kepercayaan diri dan kemampuan mengendalikan diri adalah modal utama untuk
menangkal terjadinya penyimpangan perilaku, termasuk penyalahgunaan narkoba.
6.
Lemahnya
kepercayaan diri dan kemampuan untuk mengendalikan diri menyebabkan orang mudah
terpengaruh oleh sikap dan perbuatan orang lain. Karena itu pupuk dan
kembangkan rasa harga diri dan kepercayaan dirimu.
7.
Kembangkan
kemampuan berhubungan (berkomunikasi) dengan orang lain, mengemukakan pendapat,
bertukar pikiran, mendengarkan, menghargai pendapat orang lain, termasuk dengan
orang tua, teman-teman sebaya dan teman-teman sekolah, kembangkan kemampuan
untuk mengatakan tidak terhadap ajakan teman yang merugikan dirimu.
8.
Gunakanlah
akal sehat dan hati nurani, sehingga berani mengatakan tidak terhadap ajakan,
bujukan atau paksaan teman untuk melakukan penyalahgunaan narkoba. Sebaliknya,
kamu harus berani dan mampu mengajak mereka kepada kehidupan sehat dan normal
tanpa narkoba.
2. Tawuran pelajar
Tawuran
pelajar merupakan perkelahian secara massal yang dilakukan secara ramai-ramai
antara sekelompok pelajar satu dengan pelajar lainnya.
ü Faktor Penyebab Tawuran
1. Faktor Keluarga
Adanya parenting otoriter, dalam pengasuhan yang dipenuhi tindakan kekerasan terhadap anak.
Adanya parenting otoriter, dalam pengasuhan yang dipenuhi tindakan kekerasan terhadap anak.
2. Kurang kasih sayang dari orang tua.
3. Tidak adanya perlindungan yang lebih dari orang tua.
4. Broken home, karena orang tua yang selalu bertengkar.
5. Pengaruh buruk dari orang tua seperti tindakan asusila
dan tingkah laku kriminal.
6. Faktor Lingkungan Sekolah:
1. Kualitas
pengajaran yang tidak begitu memadai dan kurang menunjang proses belajar.
2. Guru yang lebih berperan sebagai pelaksana aturan dan
sebagai penghukum.
7.
Faktor
Lingkungan:
1. Anggota lingkungan yang memiliki perilaku buruk,
seperti pemakai narkoba, pengeroyokan, pemabuk, dan tindakan brutal lainnya.
2. Lingkungan kota yang penuh dengan kekerasan, yang disaksikan
para remaja.
3. Adanya kelompok geng yang memiliki perilaku tidak
baik.
4. Munculnya perbedaan resepsi yang akan mengakibatkan
konflik diantara masyrakat lingkungan.
ü Cara mencegah terjadinya
tawuran
Untuk mencegah terjadinya tawuran, maka janganlah
terpengaruh dengan lingkungan sekitar. Menolak ajakan-ajakan untuk mengikuti
tawuran, jika pulang kesekolah langsung pulang ke rumah agar tidak bertemu
senior yang selalu mengajak kerusuhan, jangan terlalu keseringan nongkrong
bersama teman-teman, lakukan kegiatan yang positif misalnya mengikuti kegiatan
ekstrakulikuler yang ada di sekolah.
3.
Tindakan Kriminal
Kriminalitas menjadi bagian yang tidak terpisahkan
dari masyarakat. Semakin hari semakin meningkat, baik dari segi kuantitas
maupun dari segi kualitasnya. Kriminalitas sebenarnya bukanlah semata-mata
bawaan seseorang sejak lahir, tetapi terjadi karena bersifat kondisional.
ü Penyebab terjadinya kriminalitas adalah:
·
Keadaan
ekonomi yang morat marit;
·
Tingginya
angka pengangguran;
·
Timbulnya
kecemburuan sosial;
·
Rasa ingin
cepat menyelesaikan masalah.
·
ü
Berikut
beberapa cara untuk mencegah atau menghindari tindakan kriminal dan kekerasan :
1. Tidak memakai perhiasan yang berlebih
2. Jangan mudah percaya kepada orang baru dikenal
3. Tidak berpenampilan terlalu mencolok
4. Bila berpergian ada baiknya tidak sendirian
5. Menguasai ilmu bela diri
4. Hubungan seks diluar nikah
Seks diluar nikah dapat didefinisikan
sebagai hubungan suami istri yang dilakukan oleh pria dan wanita diluar
pernikahan. Fenomena seks diluar nikah saat ini sangat memilukan karena sudah
menjadi hal yang biasa. Banyak siswa SMU dan SMP yang seharusnya masih polos,
sudah melakukan hubungan intim baik dengan dasar cinta maupun tidak. Bahkan
anak tingkat sekolah dasarpun sudah mengerti hal yang berhubungan dengan
hubungan intim.
ü
Penyebab
hubungan seks diluar nikah pada remaja:
1. Rasa penasaran remaja
Perubahan fisik dan psikologi pada
remaja membuat mereka ingin mencoba hal yang dianggap tabu. Apa aku boleh
mencoba ? Bagaimana rasanya ya? Adalah
pertanyaan yang akhirnya menjerumuskan remaja pada seks diluar nikah.
2. Pergaulan bebas
Perubahan sosial membuat pergaulan
remaja juga semakin bebas. Remaja yang tidak memiliki pacar, dahulu dianggap
biasa, namun saat ini akan menjadi bahan olokan teman-teman dan dianggap
“kuper”. Remaja yang awalnya takut untuk melakukan hubungan seks, oleh karena
diolok teman, atau ikut-ikutan teman akhirnya mencoba dan menjadi ketagihan.
3. Maraknya informasi pornografi
Berkembangnya informasi secara cepat,
membuat video porno dapat ditonton anak remaja dengan mudahnya. Beredarnya
penjualan bebas video porno maupun akses internet yang mudah diperoleh di
warnet-warnet semakin membanjiri anak-anak dengan informasi pornografi.
Bilamana anak tidak dibekali dengan kecerdasan emosional maka semakin
memuluskan aksi remaja yang memang memiliki hasrat besar mencoba hal-hal baru
untuk terjun kedalah hubungan seksual diluar nikah.
4. Keluarga yang tidak harmonis
Kurangnya perhatian dan kasih sayang
dalam rumah tangga juga menjadi salah satu sebab terjerumusnya anak dalam seks
diluar nikah. Anak remaja yang masih mudah galau dan belum memiliki pegangan
bilamana tidak ditopang dengan lingkungan keluarga yang harmonis dan penuh
kasih, akan membuat anak remaja mencari pelampiasan kasih dengan melakukan
hubungan intim.
ü
Upaya Pencegahan Pergaulan Bebas
Seks bebas yang terjadi pada remaja dan mahsiswa dapat
dicegah dengan beberapa upaya. Upaya-upaya tersebut antara lain:
1. Mempertebal keimanan dan ketaatan kepada Tuhan YME.
Mendekatkan
diri kepada tuhan akan menjauhkan kita dari perbuatan mungkar.
2. Menanamkan
nilai-nilai agama, moral dan etika.
Antara lain :
pendidikan agama, moral dan etika dalam keluarga, kerjasama guru, orangtua dan
tokoh masyarakat.
3. Menanamkan
Nila Ketimuran.
Kalangan
remaja dan mahsiswa kita
kebanyakan sudah tak mengindahkan lagi akan pentingnya nilai-nilai ketimuran.
Tentu saja nilai ketimuran ini selalu berkaitan dengan nilai Keislaman yang
juga membentuk akar budaya ketimuran. Nilai yang bersumberkan pada ajaran spiritualitas agama ini perlu
dipegang. Termasuk meningkatkan derajat keimanan dan moralitas pemeluknya.
Dengan dipegangnya nilai-nilai ini, harapannya mereka khususnya kalangan muda
akan berpikir seribu kali untuk terjun ke seks bebas.
4. Menghindari perilaku yang akan merangsang seksual.
Melalui
pakaian, perilaku akan tercerminkan. Perilaku yang dapat merangkang seksual
seperti bergaul sangat dekat dengan orang yang berlainan jenis.
5. Pendidikan.
Pendidikan
yang diberikan hendaknya tidak hanya kemampuan intelektual, tetapi juga
mengembangkan kemauan emosional agar dapat mengembangkan rasa percaya diri, mengembangkan
ketrampilan mengambil keputusan yang baik dan tepat, mengembangkan rasa harga
diri, mengembangkan ketrampilan berkomunikasi, yang mampu mengatakan “tidak”
tanpa beban dan tanpa mengikuti orang lain.
6. Pendidikan
sex (Sex Education).
Hal ini dapat diartikan sebagai penerangan tentang anatomi, fisiologi seks
manusia, bahaya penyakit kelamin. Pendidikan seks adalah membimbing serta
mengasuh seseorang agar mengerti tentang arti, fungsi dan tujuan seks, sehingga
ia dapat menyalurkan secara baik, benar dan legal.
7. Penyuluhan tentang seks bebas.
Dalam
penyuluhan tersebut dalam dijelaskan kepada kaula muda khususnya remaja dan
mahasiswa tentang sebab-akibat dari pergaulan bebas. Sehingga mereka dapat
menghindarikan diri dari hal-hal yang akan membawa mereka pada seks bebas.
8. Menegakkan
Aturan Hukum.
Sudah
sepatutnya para penegak hukum menjaga tempat-tempat yang sering digunakan oleh
para kaula muda untuk berpacaran.
9. Jujur Pada
Diri Sendiri.
Yaitu menyadari pada dasarnya tiap-tiap individu ingin yang terbaik untuk
diri masing-masing. Sehingga seks bebas
tersebut dapat dihindari. Jadi dengan ini remaja tidak mengikuti hawa nafsu mereka. Pada dasarnya mereka yang
melakukan seks bebas menyadari bahwa hal yang mereka lakukan adalah salah.
10. Memperbaiki Cara Berkomunikasi.
Memperbaiki
cara berkomunikasi dengan orang lain sehingga terbina hubungan baik dengan
masyarakat, untuk memberikan batas diri terhadap kegiatan yang berdampak
negatif dapat kita mulai dengan komunikasi yang baik dengan orang-orang di
sekeliling kita. Karna pada umumnya terjadi seks bebas dikarenakan tidak adanya
kepedulian antar tetangga.
Daftar Pustaka
http://www.artikelsiana.com/2015/08/penyimpangan-sosial-pengertian-ciri-jenis-bentuk.html
http://blogforilmu.blogspot.co.id/2012/07/faktor-penyebab-penyalahgunaan-narkoba.html
http://pengayaan.com/faktor-penyebab-terjadinya-tawuran-pelajar/
http://biantri.blogspot.co.id/2012/04/faktor-faktor-penyebab-terjadinya.html
http://budisma.net/2015/02/pengertian-penyimpangan-sosial-dan-contohnya.html
http://masalahsexpria.blogspot.co.id/2013/02/penyebab-hubungan-seks-diluar-nikah.html