Rabu, 23 November 2016

Contoh Penyimpangan Sosial Yang Sering Terjadi di Masyarakat

22.05 0 Comments

Secara umum, Perilaku menyimpang adalah semua tindakan yang menyimpang dari norma-norma yang berlaku di suatu sistem sosial dan menimbulkan usaha dari pihak berwenang dalam sistem itu untuk memperbaiki perilaku menyimpang tersebut. Berikut merupakan contoh-contoh dari perilaku menyimpang:

1.    Penyalahgunaan Narkoba


Penyalahgunaan narkoba adalah penggunaan narkoba yang dilakukan tidak untuk maksud pengobatan, tetapi karena ingin menikmati pengaruhnya, dalam jumlah berlebih yang secara kurang teratur, dan berlangsung cukup lama, sehingga menyebabkan gangguan kesehatan fisik, mental, dan kehidupan sosialnya.

ü  Penyebab penyalahgunaan narkoba adalah sebagai berikut:
1.    Ajakan, bujukan dan iming-iming teman atau anggota kelompok sebaya.
2.    Cenderung memiliki gangguan jiwa seperti kecemasan, obsesi (memikirkan sesuatu secara berulang-ulang), apatis, menarik diri dalam pergaulan, depresi, kurang mampu menghadapi stres, atau hiperaktif.
3.    Suka berpetualang, mencari sensasi, melakukan hal-hal yang mengandung resiko bahaya yang berlebihan.
4.    Ketidaktahuan akan bahaya narkoba atau tidak memikirkan akan bahaya narkoba.
5.    Orang tua acuh dan tidak mengadakan pengawasan terhadap anaknya
6.    Tidak ada perhatian, kehangatan, kasih sayang dalam keluarga.

ü  Cara-cara yang dapat dilakukan untuk mencegah penyalahgunaan narkoba yaitu sebagai berikut:
1.    Meningatkan dan menyadarkan para remaja akan ancaman bahaya penyalahgunaan dan pengedaran gelap narkoba terhadap diri dan keluarganya.
2.    Mendorong para remaja untuk berprakarsa dan berperan dalam perang melawan penyalahgunaan dan pengedaran gelap narkoba, guna menyelamatkan generasinya dan generasi yang akan datang.
3.    Setiap orang mempunyai kekurangan dan kelebihan masing-masing. Temu kenali kekuatan atau potensi kamu dan kembangkan untuk perbuatan yang bermanfaat. Temu kenali pula kekurangan dan kelemahan dirimu agar dapat mengatasinya. Jangan sekali-kali mencoba menutupi kekurangan dirimu dengan melarikan diri kepada penyalahgunaan narkoba.
4.    Setiap orang mempunyai masalah. Masalah adalah bagian dari kenyataan hidup. Hadapi dan atasi masalah. Jangan melarikan diri dari masalah, apalagi melarikan diri kepada penyalahgunaan narkoba. Menghadapi dan mengatasi masalah akan membuat dirimu dewasa dan piawai dalam menjalani tugas hidup. Asah dan tingkatkan kemampuan dirimu memecahkan masalah.
5.    Pengenalan diri juga merupakan awal untuk membangun serta memperkuat kepercayaan diri. Kepercayaan diri dan kemampuan mengendalikan diri adalah modal utama untuk menangkal terjadinya penyimpangan perilaku, termasuk penyalahgunaan narkoba.
6.    Lemahnya kepercayaan diri dan kemampuan untuk mengendalikan diri menyebabkan orang mudah terpengaruh oleh sikap dan perbuatan orang lain. Karena itu pupuk dan kembangkan rasa harga diri dan kepercayaan dirimu.
7.    Kembangkan kemampuan berhubungan (berkomunikasi) dengan orang lain, mengemukakan pendapat, bertukar pikiran, mendengarkan, menghargai pendapat orang lain, termasuk dengan orang tua, teman-teman sebaya dan teman-teman sekolah, kembangkan kemampuan untuk mengatakan tidak terhadap ajakan teman yang merugikan dirimu.
8.    Gunakanlah akal sehat dan hati nurani, sehingga berani mengatakan tidak terhadap ajakan, bujukan atau paksaan teman untuk melakukan penyalahgunaan narkoba. Sebaliknya, kamu harus berani dan mampu mengajak mereka kepada kehidupan sehat dan normal tanpa narkoba.


2.    Tawuran pelajar
Tawuran pelajar merupakan perkelahian secara massal yang dilakukan secara ramai-ramai antara sekelompok pelajar satu dengan pelajar lainnya.

ü  Faktor Penyebab Tawuran
1.      Faktor Keluarga
Adanya parenting otoriter, dalam pengasuhan yang dipenuhi tindakan kekerasan terhadap anak.
2.      Kurang kasih sayang dari orang tua.
3.      Tidak adanya perlindungan yang lebih dari orang tua.
4.      Broken home, karena orang tua yang selalu bertengkar.
5.      Pengaruh buruk dari orang tua seperti tindakan asusila dan tingkah laku kriminal.
6.      Faktor Lingkungan Sekolah:
1.     Kualitas pengajaran yang tidak begitu memadai dan kurang menunjang proses belajar.
2.    Guru yang lebih berperan sebagai pelaksana aturan dan sebagai penghukum.
7.      Faktor Lingkungan:
1.    Anggota lingkungan yang memiliki perilaku buruk, seperti pemakai narkoba, pengeroyokan, pemabuk, dan tindakan brutal lainnya.
2.    Lingkungan kota yang penuh dengan kekerasan, yang disaksikan para remaja.
3.    Adanya kelompok geng yang memiliki perilaku tidak baik.
4.    Munculnya perbedaan resepsi yang akan mengakibatkan konflik diantara masyrakat lingkungan.

ü  Cara mencegah terjadinya tawuran
Untuk mencegah terjadinya tawuran, maka janganlah terpengaruh dengan lingkungan sekitar. Menolak ajakan-ajakan untuk mengikuti tawuran, jika pulang kesekolah langsung pulang ke rumah agar tidak bertemu senior yang selalu mengajak kerusuhan, jangan terlalu keseringan nongkrong bersama teman-teman, lakukan kegiatan yang positif misalnya mengikuti kegiatan ekstrakulikuler yang ada di sekolah.


3.    Tindakan Kriminal
 
Kriminalitas menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari masyarakat. Semakin hari semakin meningkat, baik dari segi kuantitas maupun dari segi kualitasnya. Kriminalitas sebenarnya bukanlah semata-mata bawaan seseorang sejak lahir, tetapi terjadi karena bersifat kondisional.
ü  Penyebab terjadinya kriminalitas adalah:
·         Keadaan ekonomi yang morat marit;
·         Tingginya angka pengangguran;
·         Timbulnya kecemburuan sosial;
·         Rasa ingin cepat menyelesaikan masalah.
·          
ü  Berikut beberapa cara untuk mencegah atau menghindari tindakan kriminal dan kekerasan :
1.    Tidak memakai perhiasan yang berlebih
2.    Jangan mudah percaya kepada orang baru dikenal
3.    Tidak berpenampilan terlalu mencolok
4.    Bila berpergian ada baiknya tidak sendirian
5.    Menguasai ilmu bela diri


4.    Hubungan seks diluar nikah

Seks diluar nikah dapat didefinisikan sebagai hubungan suami istri yang dilakukan oleh pria dan wanita diluar pernikahan. Fenomena seks diluar nikah saat ini sangat memilukan karena sudah menjadi hal yang biasa. Banyak siswa SMU dan SMP yang seharusnya masih polos, sudah melakukan hubungan intim baik dengan dasar cinta maupun tidak. Bahkan anak tingkat sekolah dasarpun sudah mengerti hal yang berhubungan dengan hubungan intim.
ü  Penyebab hubungan seks diluar nikah pada remaja:
1.    Rasa penasaran remaja
Perubahan fisik dan psikologi pada remaja membuat mereka ingin mencoba hal yang dianggap tabu. Apa aku boleh mencoba ? Bagaimana rasanya ya?  Adalah pertanyaan yang akhirnya menjerumuskan remaja pada seks diluar nikah.
2.    Pergaulan bebas
Perubahan sosial membuat pergaulan remaja juga semakin bebas. Remaja yang tidak memiliki pacar, dahulu dianggap biasa, namun saat ini akan menjadi bahan olokan teman-teman dan dianggap “kuper”. Remaja yang awalnya takut untuk melakukan hubungan seks, oleh karena diolok teman, atau ikut-ikutan teman akhirnya mencoba dan menjadi ketagihan.
3.    Maraknya informasi pornografi
Berkembangnya informasi secara cepat, membuat video porno dapat ditonton anak remaja dengan mudahnya. Beredarnya penjualan bebas video porno maupun akses internet yang mudah diperoleh di warnet-warnet semakin membanjiri anak-anak dengan informasi pornografi. Bilamana anak tidak dibekali dengan kecerdasan emosional maka semakin memuluskan aksi remaja yang memang memiliki hasrat besar mencoba hal-hal baru untuk terjun kedalah hubungan seksual diluar nikah.
4.    Keluarga yang tidak harmonis
Kurangnya perhatian dan kasih sayang dalam rumah tangga juga menjadi salah satu sebab terjerumusnya anak dalam seks diluar nikah. Anak remaja yang masih mudah galau dan belum memiliki pegangan bilamana tidak ditopang dengan lingkungan keluarga yang harmonis dan penuh kasih, akan membuat anak remaja mencari pelampiasan kasih dengan melakukan hubungan intim.

ü  Upaya Pencegahan Pergaulan Bebas
Seks bebas yang terjadi pada remaja dan mahsiswa dapat dicegah dengan beberapa upaya. Upaya-upaya tersebut antara lain:
1.    Mempertebal keimanan dan ketaatan kepada Tuhan YME.
Mendekatkan diri kepada tuhan akan menjauhkan kita dari perbuatan mungkar.
2.    Menanamkan nilai-nilai agama, moral dan etika.
Antara lain : pendidikan agama, moral dan etika dalam keluarga, kerjasama guru, orangtua dan tokoh masyarakat.
3.    Menanamkan Nila Ketimuran.
Kalangan remaja dan mahsiswa kita kebanyakan sudah tak mengindahkan lagi akan pentingnya nilai-nilai ketimuran. Tentu saja nilai ketimuran ini selalu berkaitan dengan nilai Keislaman yang juga membentuk akar budaya ketimuran. Nilai yang bersumberkan pada ajaran spiritualitas agama ini perlu dipegang. Termasuk meningkatkan derajat keimanan dan moralitas pemeluknya. Dengan dipegangnya nilai-nilai ini, harapannya mereka khususnya kalangan muda akan berpikir seribu kali untuk terjun ke seks bebas.
4.    Menghindari perilaku yang akan merangsang seksual.
Melalui pakaian, perilaku akan tercerminkan. Perilaku yang dapat merangkang seksual seperti bergaul sangat dekat dengan orang yang berlainan jenis.
5.    Pendidikan.
Pendidikan yang diberikan hendaknya tidak hanya kemampuan intelektual, tetapi juga mengembangkan kemauan emosional agar dapat mengembangkan rasa percaya diri, mengembangkan ketrampilan mengambil keputusan yang baik dan tepat, mengembangkan rasa harga diri, mengembangkan ketrampilan berkomunikasi, yang mampu mengatakan “tidak” tanpa beban dan tanpa mengikuti orang lain.
6.    Pendidikan sex (Sex Education).
Hal ini dapat diartikan sebagai penerangan tentang anatomi, fisiologi seks manusia, bahaya penyakit kelamin. Pendidikan seks adalah membimbing serta mengasuh seseorang agar mengerti tentang arti, fungsi dan tujuan seks, sehingga ia dapat menyalurkan secara baik, benar dan legal.
7.    Penyuluhan tentang seks bebas.
Dalam penyuluhan tersebut dalam dijelaskan kepada kaula muda khususnya remaja dan mahasiswa tentang sebab-akibat dari pergaulan bebas. Sehingga mereka dapat menghindarikan diri dari hal-hal yang akan membawa mereka pada seks bebas.
8.    Menegakkan Aturan Hukum.
Sudah sepatutnya para penegak hukum menjaga tempat-tempat yang sering digunakan oleh para kaula muda untuk berpacaran.
9.    Jujur Pada Diri Sendiri.
Yaitu menyadari pada dasarnya tiap-tiap individu ingin yang terbaik untuk diri masing-masing. Sehingga seks bebas tersebut dapat dihindari. Jadi dengan ini remaja tidak mengikuti hawa nafsu mereka. Pada dasarnya mereka yang melakukan seks bebas menyadari bahwa hal yang mereka lakukan adalah salah.
10.  Memperbaiki Cara Berkomunikasi.
Memperbaiki cara berkomunikasi dengan orang lain sehingga terbina hubungan baik dengan masyarakat, untuk memberikan batas diri terhadap kegiatan yang berdampak negatif dapat kita mulai dengan komunikasi yang baik dengan orang-orang di sekeliling kita. Karna pada umumnya terjadi seks bebas dikarenakan tidak adanya kepedulian antar tetangga.